Cara Memilah Sampah agar Tidak Mencemari Lingkungan
22 September 2022
Kamu
sebaiknya mulai memilah sampah, mengapa? Sampah tidak hanya mencemari sungai
dan menghambat proses air tanah, tapi juga mencemari tanah dan merusaknya.
Untuk mengendalikan polusi, melestarikan sumber daya alam, dan mengendalikan
penyebaran penyakit, coba terapkan cara
memilah sampah agar tidak
mencemari lingkungan berikut ini!
1. Memilah sampah organik
Semua bahan
yang asalnya dari tumbuhan atau hewan dan dapat terurai secara alami disebut
sampah organik. Contoh sampah organik antara lain:
●
Makanan sisa.
●
Bubuk kopi, kulit telur, dan produk sampingan makanan
lainnya.
●
Daun jatuh, cabang pohon, dan puing-puing lansekap
lainnya.
●
Bunga potong.
●
Makanan hewan.
●
Kotoran ternak.
Sampah
organik yang dibuang ke TPA akan mengalami dekomposisi anaerobik karena
kekurangan oksigen dan menghasilkan metana. Metana adalah gas rumah kaca yang
25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida sehingga sangat berbahaya jika
dilepaskan ke atmosfer.
Dua cara
paling umum untuk mengolah sampah organik adalah pengomposan dan pencernaan
anaerobik. Pengomposan adalah proses yang lebih sederhana dan lebih murah.
Contohnya adalah menggunakan sampah organik seperti daun atau tangkai dari
sayuran hijau, nasi, buah-buahan, ampas kelapa, dan sejenisnya untuk diproses
kembali menjadi pupuk kompos.
2. Pisahkan sampah anorganik
Berbeda
dengan sampah organik, sampah anorganik merupakan jenis sampah yang berasal
dari bahan-bahan yang cenderung berbahaya dan sulit terurai secara biologis.
Beberapa contoh sampah anorganik adalah kaleng aluminium, sendok, plastik, dan
kaca.
Proses
penghancuran sampah anorganik membutuhkan penanganan di tempat khusus. Jadi,
kalau kamu punya sampah anorganik di rumah, usahakan untuk segera buang ke tong
sampah khusus sampah jenis anorganik agar nantinya dapat didaur ulang kembali.
Bukan
dimanfaatkan sebagai pupuk, sampah anorganik hanya dapat didaur ulang sebagai
beberapa jenis barang yang bisa digunakan kembali, misalnya kerajinan tangan.
Kamu juga dapat menyumbangkan sampah anorganik seperti koran, kardus, kantong
plastik, atau karton ke pemulung agar dapat dijual kembali atau di daur ulang
untuk kebutuhan mereka.
3. Tangani sampah B3 dengan hati-hati
Sampah B3
merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun. Jenis sampah ini memiliki sifat
yang paling berbahaya karena terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun
yang umumnya hasil limbah pabrik, rumah sakit, dan lain-lain.
Pengelolaan
limbah B3 meliputi serangkaian kegiatan seperti penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan limbah B3 dan pembuangan. Ada beberapa metode yang
bisa dilakukan untuk mengolah sampah B3, yaitu:
●
Metode kimia - Mengubah limbah berbahaya menjadi
gas tidak beracun dengan cara memodifikasi sifat kimianya.
●
Metode termal - Penggunaan peralatan khusus untuk
pembakaran limbah padat, cair, atau lumpur (namun dikhawatirkan dapat
menyebabkan polusi udara)
●
Metode biologis - Umum dipakai untuk pengolahan
limbah organik seperti yang berasal dari industri perminyakan. Contoh metode
biologis adalah budidaya tanah.
●
Metode fisik - Memanipulasi bentuk molekul
limbah, memadatkan atau mengurangi volume limbah lewat proses evaporasi,
flotasi, sedimentasi, dan filtrasi.
4. Menerapkan 4R
Cara memilah sampah selanjutnya adalah dengan menerapkan prinsip 4R.
Nah, 4R sendiri adalah singkatan dari Reduce, Reuse, Recycle, dan Recover. Berikut penjelasan untuk
masing-masing cara:
1. Reduce - Reduce mencakup semua kegiatan yang mengurangi timbulnya limbah
padat ke lingkungan. Contoh penerapan reduce
yang paling sederhana adalah memilih peralatan rumah tangga yang
berkualitas sehingga bisa awet dipakai..
2. Reuse - Reuse adalah penggunaan kembali suatu produk. Kamu bisa mulai reuse dari barang-barang yang sudah
terpakai. Misalnya, memakai wadah bekas es krim untuk menyimpan aksesoris atau
bisa juga dengan menyumbangkan pakaian yang tidak dipakai ke panti asuhan.
3. Recycle -
Pemanfaatan
sampah dengan memodifikasinya menjadi bentuk lain disebut recycle. Misalnya, mengumpulkan sampah koran bekas untuk kemudian
dicetak dan dijadikan wadah tisu.
4. Recover - Sebenarnya,
kebanyakan bahan yang dibuang masih bisa dimanfaatkan untuk diproses menjadi
bahan yang bermanfaat. Proses tersebut dinamakan recover. Contoh aplikasi recover
adalah pembuatan biomassa dari proses pengolahan sampah. Kamu bisa
menyetorkan sampah ke layanan pengolahan untuk proses recover ini.
5. Perbanyak penggunaan produk ramah lingkungan
Untuk tidak mencemari lingkungan, sebaiknya
perbanyak penggunaan produk ramah lingkungan. Salah satunya seperti produk tali
rafia Laksana Mas Agung yang sudah go
green sehingga tidak membahayakan lingkungan. Kamu bisa pakai tali rafia
Laksana Mas Agung yang terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk berbagai
keperluan sehari-hari.
Nah, itu dia cara memilah sampah agar tidak
mencemari lingkungan sekitar. Yuk, bantu jaga lingkungan agar tetap sehat
dengan menggunakan produk go green yang
tahan lama seperti tali rafia dari Laksana Mas Agung. Kamu bisa klik di sini untuk dapatkan informasi
lebih lanjut mengenai berbagai produk tali rafia Laksana Mas Agung!