Macam-macam Jenis Plastik dan Contoh Penggunaannya
07 November 2022
Siapa, sih, yang nggak pernah menggunakan plastik? Rasanya hampir setiap hari kita bersentuhan dengan plastik, bahkan mungkin tanpa menyadarinya. Banyaknya jenis-jenis plastik mungkin membuatmu nggak menyadari ketergantungan terhadap material yang satu ini.
Plastik memang bisa disebut sebagai salah satu temuan terbesar dalam sejarah umat manusia. Sejak ditemukan puluhan tahun lalu, plastik terus berkembang dan dikenal sebagai salah satu bahan yang paling banyak digunakan dalam industri, mulai dari produksi kantong plastik sampai produksi badan pesawat terbang.
Tingginya penggunaan plastik
Bagaimanapun, plastik jadi favorit karena multiguna dan tergolong tahan lama. Jenis-jenis plastik juga sangat beragam, kamu mungkin terbiasa dengan kantong plastik, sedotan, atau plastik kemasan camilan. Namun, jika mau meningkatkan perhatian, kamu juga akan mendapati plastik di bodi motor, bodi mobil, atau bahkan di bagian dalam ponselmu.
Fakta tersebut membuktikan betapa besarnya ketergantungan manusia terhadap plastik. Selain tahan lama dan awet, plastik juga mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan produksi, misalnya tali rafia dari plastik.
Pastinya kamu sudah tahu bahwa tali rafia adalah salah satu jenis tali yang paling kuat dan paling umum digunakan di Indonesia. Biasanya, tali rafia digunakan untuk mengikat barang, melapisi barang, bahkan hingga dibuat karya seni atau kerajinan tangan.
Nah, dengan pengamatan sekilas saja, kita sudah tahu bahwa bahan plastik yang digunakan dalam pembuatan tali rafia dan minuman botolan seharusnya berbeda. Artinya, ada begitu banyak jenis-jenis plastik yang saat ini beredar di dunia, bahkan sebagian besar kamu nggak mengenalnya.
Jenis-jenis plastik yang sangat beragam membuat klasifikasinya sedikit tricky. Saat ini, umumnya plastik diklasifikasikan berdasarkan struktur utama polimer dan side-chain yang bisa dibentuk, di antaranya:
- Akrilik
- Poliester
- Silikon
- Poliuretan
- Plastik terhalogenasi
Biar begitu, kamu nggak perlu pusing memikirkan klasifikasi tersebut. Saat ini, plastik yang paling umum dijumpai dan digunakan adalah jenis polimer yang dikenal sebagai plastik komoditas atau plastik standar.
Secara umum, ada enam jenis plastik yang paling banyak diproduksi dan digunakan sehari-hari. Tentu ada jenis-jenis plastik yang mungkin lebih jarang digunakan, tapi masih sangat berguna. Yuk, simak ulasan selengkapnya!
Apa itu plastik?
Plastik adalah material yang terdiri dari berbagai macam senyawa organik sintetik atau semi-sintetik, terbuat dari berbagai bahan polimer organik seperti PVC, polietilen, nilon, dan sebagainya. Material tersebut dapat dibentuk, ditempa, dan dibuat solid menjadi benda padat, bisa bentuk yang kaku atau sedikit elastis. Proses pembentukan ini disebut dengan tahap polimerisasi.
Plastik adalah senyawa polimer dengan unsur pembentuk utama hidrogen dan karbon. Dengan kata lain, plastik merupakan produk polimerisasi, yaitu penggabungan beberapa molekul sederhana menjadi makromolekul melalui suatu proses kimia.
Saat ini, plastik telah diolah dan digunakan dalam berbagai produk sehari-hari dalam kehidupan manusia. Kamu bisa menemukan plastik kaku seperti pelindung ponsel hingga plastik yang lebih lentur seperti kantong plastik.
Biar begitu, plastik nggak sesederhana bayangan kita. Jenis-jenis plastik yang sangat beragam berarti sifat dan perlakuannya juga berbeda-beda. Ada jenis plastik yang bisa digunakan kembali, tapi ada pula yang justru berbahaya ketika digunakan terus-menerus Beberapa jenis plastik mudah didaur ulang, sementara jenis lainnya membutuhkan penanganan khusus agar proses daur ulang nggak sampai memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Tahapan pembuatan plastik
Sama seperti kertas, kaca, dan material lainnya, plastik adalah sebuah produk yang berasal dari proses kompleks. Plastik adalah polimer, yaitu molekul besar yang terbuat dari molekul yang lebih kecil, yaitu monomer. Monomer berasal dari bahan-bahan alami yang ditemukan di alam, seperti gas alam, minyak bumi, dan tanaman.
Ada beberapa cara pembuatan plastik, tergantung pada jenis plastik yang ingin diproduksi, misalnya jenis plastik kaku atau plastik lentur. Belum lagi mempertimbangkan bentuk, tekstur, warna, dan lain sebagainya. Berikut tahapan pembuatan plastik secara umum:
- Mulai dari bahan mentah, seperti gas alam, minyak, atau tanaman yang kemudian mengalami proses penyulingan menjadi ethane dan propane.
- Ethane dan propane tersebut kemudian tepapar panas berkekuatan tinggi dalam proses yang disebut cracking. Dalam tahap ini, material tersebut berubah menjadi monomer, seperti ethylene dan propylene.
- Selanjutnya, monomer ethylene dan propylene dikombinasikan dengan katalis untuk membuat polimer halus, teksturnya seperti serbuk deterjen. Inilah yang biasa dikenal sebagai biji plastik.
- Polimer halus tersebut kemudian dituangkan ke dalam extruder dan dilebur untuk menjadi cairan. Dalam jenis-jenis plastik lain, proses pengolahan polimer bisa menggunakan radiasi atau cahaya, nggak selalu harus dipanaskan hingga meleleh atau berubah bentuk.
- Setelahnya, material mentah tersebut bisa dibentuk sesuai produk akhir yang diinginkan. Misalnya, dalam pembuatan botol, cairan polimer tersebut dituang ke dalam wadah cetakan botol berbentuk tabung.
- Untuk produk lain, seperti kantong plastik dan semacamnya, maka cetakan yang digunakan berbeda, tergantung pada bentuk yang diinginkan.
Persoalannya, nggak ada satu patokan pasti soal proses pembuatan plastik karena banyaknya jenis plastik yang tersedia sekarang, tergantung industri. Paling nggak, enam poin di atas bisa memberikan gambaran kasar mengenai proses pengolahan material mentah hingga menjadi plastik.
Poin-poin tersebut juga mungkin berbeda jika bahan mentah yang digunakan berbeda, khususnya untuk pembuatan plastik ramah lingkungan yang sedang ditingkatkan. Biasanya, ditambahkan bahan lain dalam proses pembuatan plastik agar hasil akhirnya plastik tersebut lebih mudah terurai.
Sejarah penggunaan plastik
Pada tahun 1862, Alexander Parkes mengenalkan plastik buatan manusia pertama di dunia dalam London International Exhibition. Produk mula-mula itu disebut Parkesine yang awalnya dibuat sebagai alternatif gading dan tanduk. Parkes nggak sengaja menemukan material tersebut saat mengembangkan pengganti sintetis untuk material waterproofing.
Parkesine nggak sukses secara komersial, tetapi penemuan ini mengawali langkah pertama dalam produksi plastik manusia. Kerja keras Parkes kemudian memicu kreativitas Leo Bakeland, ahli kimia di New York yang menghasilkan bahan sintetis pertama pada tahun 1907.
Bahan sintetis itu disebut Bakelite, tapi memiliki kekurangan nggak bisa mencair, nggak meleleh, dan nggak terbakar. Jadi, bentuk Bakelite nggak bisa diubah seperti plastik yang kamu temui saat ini.
Nah, perkembangan besar plastik hingga seperti saat ini dimulai dari penemuan tokoh-tokoh besar yang berusaha membuat inovasi di masa perang dunia. Berikut sejarah singkat perkembangan plastik:
- 1907 | Penemuan Bakelite
Parkesine dibuat dari senyawa organik, tapi penemuan yang lebih penting adalah Bakelite, yaitu plastik sintetis pertama yang memulai industri plastik modern.
- 1920 | Polimer ditemukan oleh Hermann Staudinger
Plastik hanyalah salah satu bagian dari polimer. Artinya, polimer mencakup plastik dan senyawa organik lainnya. Penemuan ini sangat penting untuk membuka jalan produksi plastik massal seperti sekarang.
- 1933–1945 | Inovasi dalam Perang Dunia II
- Polyethylene (PE) diciptakan di Inggris dan sempat dirahasiakan.
- Polystyrene (PS) diciptakan sebagai pengganti karet.
- Nylon digunakan oleh Amerika Serikat untuk pembuatan parasut dan tali-temali.
- Expanded polystyrene (EPS) nggak sengaja ditemukan dan lantas digunakan sebagai bahan pembuatan shock-absorber serta thermal insulator.
- 1950-an | Plastik masuk ke pasar global
- Pabrik plastik mulai membuat produk akhir yang bisa digunakan konsumen, umumnya berbahan polyester dan polypropylene.
- Inovasi juga melahirkan High-density PE (HDPE) yang masih digunakan sampai saat ini.
- 1970-an | Perubahan plastik
- Publik global mulai menyadari besarnya risiko plastik terhadap kerusakan alam.
- Mulai muncul inovasi baru untuk membuat plastik lebih ramah lingkungan, seperti penemuan bioplastik dan semacamnya.
- Era modern saat ini | Plastik sehari-hari
- Plastik jadi salah satu material yang paling umum digunakan dalam berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kamu mungkin nggak sadar betapa besarnya penggunaan plastik sehari-hari, mulai dari botol minum, kantong plastik, atau bahkan kemasan camilan. Saat ini, plastik dikenal akan kekuatannya, fleksibilitas, dan keberlanjutan yang membuatnya unggul digunakan dalam berbagai sektor, mulai dari sektor kesehatan, teknologi, otomotif, pengemasan, kontruksi, dan lain sebagainya.
Klasifikasi plastik menurut ketahanannya
Seperti yang disinggung di atas, ada begitu banyak jenis plastik dengan klasifikasi yang berbeda-beda. Secara umum, plastik diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan ketahanannya. Kamu bisa mengenali jenis-jenis plastik berdasarkan ketahanannya sebagai berikut.
1. Plastik komoditas
Plastik komoditas mencakup PMMA, PE, PS, ABS, dan SAN. Jenis-jenis plastik ini nggak tahan panas dengan sifat mekanik kurang baik, jadi umum digunakan untuk produk sehari-hari seperti bungkus makanan, kantong plastik, dan semacamnya.
2. Plastik teknik
Plastik teknik atau teknis mencakup PBT, PC, PA, dan POM. Jenis plastik ini tahan panas tinggi, bahkan lebih dari titik didih air (100 derajat Celcius). Plastik ini memiliki sifat mekanik yang sangat baik, biasa digunakan dalam produksi komponen elektronik atau otomotif.
3. Plastik teknik khusus
Plastik teknik khusus mencakup PSF, PAI, PAR, dan PES. Jenis plastik ini dikenal memiliki ketahanan panas paling tinggi. Bahkan material plastik jenis ini sangat kuat untuk digunakan dalam berbagai fungsi kuat, seperti membuat bodi pesawat dan semacamnya.
Klasifikasi plastik menurut kemampuannya untuk dibentuk kembali
Selain berdasarkan ketahanannya, plastik juga diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dibentuk kembali, yaitu thermoplastic dan thermosetting. Dua jenis plastik ini paling banyak digunakan untuk membuat bagian dari produk tertentu.
1. Thermoplastic
Thermoplastic adalah jenis plastik yang paling umum digunakan. Plastik jenis ini dapat melewati banyak siklus pencairan dan pemadatan tanpa mengalami degradasi materi yang signifikan.
Biasanya, thermoplastic berbentuk pelet atau lembaran kecil yang kemudian dipanaskan untuk dibentuk menjadi produk tertentu. Pastinya, proses manufaktur yang dilewati berbeda-beda, tergantung produk yang diinginkan.
Menariknya, proses pencairan tersebut bisa diulang kembali karena nggak ada ikatan kimia. Jadi, thermoplastic jadi material terbaik untuk didaur ulang dan dibentuk menjadi produk lainnya. Berikut beberapa jenis bahan thermoplastic:
- Acrylic (PMMA)
- Acrylonitrile butadiene styrene (ABS)
- Polyamide (PA)
- Polylactic acid (PLA)
- Polycarbonate (PC)
- Polyether ether ketone (PEEK)
- Polyethylene (PE)
- Polypropylene (PP)
- Polyvinyl chloride (PVC)
2. Thermosetting
Berbeda dengan thermoplastic, thermosetting membentuk keadaan padat permanen. Polimer dalam bahan termoset mengalami ikatan silang dalam proses pembentukan, baik menggunakan panas, cahaya, atau radiasi.
Proses pembentukan tersebut bersifat irreversible (nggak dapat diubah atau dikembalikan seperti sebelumnya). Thermosetting terurai ketika dipanaskan, bukan meleleh supaya bisa dibentuk kembali dengan proses pendinginan. Jadi, plastik jenis ini nggak bisa didaur ulang. Berikut beberapa jenis bahan thermosetting:
- Cyanate ester
- Epoxy
- Polyester
- Polyurethane
- Silicone
- Vulcanized rubber
Bahan-bahan tersebut biasanya mengalami proses manufaktur sebagai berikut:
- CNC Machining
- 3D Printing
- Rotational Molding
- Polymer Casting
- Extrusion
- Vacuum Forming
- Blow Molding
- Injection Molding
- Extrusion
Macam-macam jenis plastik dan contoh penggunaannya
Selain dibagi dalam klasifikasi ketahanan dan kemampuan dibentuk kembali, jenis-jenis plastik juga terbagi menjadi contoh penggunaannya. Paling nggak ada enam jenis-jenis plastik dan contohnya yang paling umum dijumpai dalam keperluan sehari-hari, di antaranya:
1. Low-density polyethylene (LDPE)
Low-density polyethylene (LDPE) adalah termoplastik yang terbuat dari monomer etilena. LDPE pertama kali diproduksi pada tahun 1933 oleh Imperial Chemical Industries (ICI), pembuatannya menggunakan metode yang sama dengan saat ini. LDPE digunakan dalam berbagai bidang, seperti furnitur luar ruangan, pelapis dinding, ubin lantai, tirai shower, bahkan kemasan kedap udara.
2. High-density polyethylene (HDPE)
High-density polyethylene (HDPE) juga dikenal sebagai polyethylene high-density (PEHD), adalah termoplastik yang berasal dari minyak bumi dengan rasio kekuatan densitas tinggi. HDPE umum digunakan dalam berbagai industri, seperti produksi botol deterjen, jerigen, wadah plastik cetakan, botol plastik, pipa tahan korosi, dan kayu plastik. HDPE juga bisa digunakan untuk membuat pipa, biasanya disebut disebut alkaline atau polythene.
3. Polyethylene terephthalate (PET)
Polyethylene terephthalate (PET), biasa disingkat PET atau PETE, adalah resin polimer termoplastik dalam kategori poliester yang paling umum. PET digunakan dalam berbagai industri, seperti dalam serat untuk memproduksi pakaian, wadah untuk cairan dan makanan, thermoforming untuk manufaktur, dan dengan serat kaca untuk resin rekayasa.
PET juga menjadi bahan baku utama pembuat tali rafia, salah satu jenis tali serbaguna yang umum digunakan di Indonesia. Ketahanan PET membuat tali rafia bisa tetap lentur tanpa mengurangi kekuatannya.
4. Polyvinyl chloride (PVC)
Polivinil klorida (PVC) juga dikenal sebagai PVC, polivinil, atau vinil, yaitu polimer plastik sintetis ketiga yang paling banyak diproduksi di dunia setelah polietilen dan polipropilena. PVC tersedia dalam bentuk kaku (RPVC) atau lentur.
Produk RPVC yang mudah dijumpai termasuk pipa ledeng, talang, pintu, bingkai jendela, dan kartu ATM. Sementara itu, produk PVC lentur yang paling mudah dijumpai termasuk tirai shower, lantai, kulit imitasi, papan nama, piringan hitam, produk karet, dan berbagai bahan pengganti karet.
5. Polypropylene (PP)
Polypropylene (PP), juga dikenal sebagai polypropene, adalah polimer adisi yang kasar dan tahan korosi, termasuk dalam kelompok polimer termoplastik. Setelah polietilen, PP adalah plastik sintetis kedua yang paling banyak diproduksi. Plastik ini bisa digunakan untuk berbagai manfaat, seperti pengemasan, pelabelan, tekstil, alat tulis, komponen plastik, wadah yang dapat digunakan kembali, peralatan laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer.
6. Polystyrene (PS)
Polystyrene (PS) adalah polimer aromatik sintetis yang terbuat dari monomer styrene, dapat berbentuk padat atau busa. Plastik jenis ini transparan secara alami dan nggak bisa diwarnai. Sebagai salah satu plastik yang paling banyak digunakan, PS diproduksi dalam jutaan ton per tahun untuk membuat busa kemasan, peralatan makan plastik, piring, wadah makanan, gelas sekali pakai, peralatan makan, kotak kaset klasik, dan compact disc (CD).
7. Jenis plastik lainnya
Selain enam jenis plastik utama di atas, masih ada beberapa jenis material plastik generik yang umum digunakan. Berikut beberapa di antaranya:
- Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
- Polyamide (PA)
- Polycarbonates (PC)
- Polyester (PES)
- High-impact polystyrene (HIPS)
- Polyurethane (PUR dan PU)
Material plastik juga kerap digunakan untuk 3D printing, umumnya adalah jenis sebagai berikut:
- Butadiene Styrene (ABS)
- Simulated ABS
- Nylon untuk SLS (Selective Laser Sintering)
Ada pula beberapa material baru yang sengaja dibuat oleh produsen mesin 3D printer, di antaranya:
- Prototyping plastic
- Rigid opaque plastic
- Rubber-like plastic
- Transparent plastic
- Polyamide for Selective Laser Sintering (SLA)
- Polyamide (MJF)
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan plastik
Jenis-jenis plastik memang termasuk salah satu material serbaguna yang sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari manusia. Masalahnya, plastik bisa berdampak buruk terhadap lingkungan, khususnya karena sifatnya yang nggak bisa terurai secara alami.
Kamu mungkin sudah menyadari betapa besarnya polusi plastik di dunia. Karena itulah muncul berbagai gerakan peduli lingkungan, seperti pengurangan kantong plastik, sedotan plastik, hingga gerakan meningkatkan penggunaan material alternatif plastik.
Mengutip worldwildlife.org, saat ini ada sekitar 150 juta metrik ton plastik di lautan bumi dan jumlah tersebut masih bertambah sekitar 8 juta metrik ton setiap tahunnya. Polusi plastik jadi salah satu kasus serius yang mengancam keberlangsungan makhluk hidup lainnya, khususnya satwa laut yang secara nggak sadar mengonsumsi plastik atau tersangkut di jaring plastik.
Kamu bisa membantu mengurangi polusi plastik dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan sedotan plastik dan semacamnya. Paling nggak, ada tiga cara untuk mengurangi sampah plastik di dunia, yaitu:
- Reduce - Coba kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kantong plastik, botol minuman, dan benda-benda plastik lain biasanya hanya kita gunakan sekali, lalu dibuang karena sudah memakai produk di dalamnya. Kamu bisa menguranginya dengan membawa kantong belanja sendiri, mengurangi konsumsi minuman botolan, atau bahkan membawa botol dan kotak makan sendiri.
- Reuse - Pilih jenis plastik yang dapat digunakan kembali. Misalnya, kamu bisa membeli kotak bekal makan yang memiliki set garpu dan sendok dari plastik yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali.
- Recycle - Saat ini, mulai ramai gerakan daur ulang plastik, mulai dari botol plastik hingga sisa plastik lainnya. Kamu bisa mengurangi limbah plastik dengan memilah produk yang bisa didaur ulang.
Selain itu, saat ini produsen-produsen besar yang terlibat di bidang produksi plastik juga telah menyadari pentingnya mengurangi limbah plastik. Sebagai contoh, Laksana Mas Agung selaku produsen tali rafia berkualitas memilih menggunakan bahan plastik hasil daur ulang.
Laksana Mas Agung mengusung prinsip go green dan memilih bahan-bahan yang recyclable atau bisa digunakan kembali. Produksi tali rafia di sini menggunakan bahan baku yang lebih eco-friendly, nggak merusak lingkungan dalam produksi, dan memilih bahan daur ulang sebagai bahan baku
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tali rafia produksi Laksana Mas Agung dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek keberlangsungan lingkungan. Pastinya perhatian tersebut nggak sampai mengurangi kualitas tali rafia, justru sebaliknya, kamu bisa mendapatkan berbagai jenis tali rafia berkualitas yang sudah teruji.
Tali rafia dari Laksana Mas Agung bisa digunakan untuk mengikat barang, menjahit karung, membuat kerajinan tangan, hingga membuat karya seni berkualitas. Ada berbagai jenis, warna, dan ukuran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu. Kini, tali rafia Laksana Mas Agung bisa didapatkan di Shopee, Tokopedia dan kontak langsung melalui WhatsApp.