Panjat Pinang, Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

16 Agustus 2022

https://cms.laksanamas.co.id/images/blog/1667193558.jpg

Mendekati tanggal 17 Agustus yang juga bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kita akan sering melihat maraknya aktivitas masyarakat dalam memperingati hari lahirnya Indonesia sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan. Berbagai aktivitas yang sering kita lihat adalah lomba-lomba menarik seperti memakan kerupuk, tarik tambang, lomba lari bakiak, dan yang paling seru adalah panjat pinang.

Panjat pinang adalah salah satu perlombaan di mana sekelompok pria ataupun wanita akan berlomba dan bekerja sama untuk memanjat sebuah pohon pinang. Biasanya, pohon tersebut telah diolesi minyak agar lebih licin dan sulit untuk dipanjat. Di bagian puncak pohon pinang tersebut sudah disiapkan berbagai jenis hadiah yang diikat dengan tali rafia. Lalu, bagaimana sejarah panjat pinang sendiri? Apa yang bisa diteladani dari lomba panjat pinang? Simak ulasannya di bawah ini!

Mengenal Panjat Pinang Zaman Kolonial

Ternyata, panjang pinang sendiri sudah ada sejak zaman kolonial. Lebih tepatnya, para penjajah Belanda inilah yang menciptakan panjat pinang untuk ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau. Terdapat banyak perayaan seperti karnaval untuk memperingati hari kelahiran sang ratu dan salah satu acara yang diadakan adalah lomba panjat pinang.

Pohon pinangnya pun tak berbeda dari pinang yang dipakai di lomba panjat pinang zaman sekarang. Dengan tinggi sekitar 5-9 meter, pohonnya dilumuri dengan pelumas atau oli yang membuat pohon pinang menjadi licin dan menyulitkan pemanjat.

Orang-orang Belanda menjadikan lomba panjat pinang sebagai sarana hiburan mereka. Mereka pun tertawa melihat usaha orang Indonesia yang susah payah memanjat pinang tersebut hingga sering kali terjatuh dan menimpa orang di bawahnya.

Hadiah yang ditawarkan Saat Panjat Pinang Kolonial

Jika zaman sekarang hadiah yang digantung di atas pinang lebih menarik seperti rice cooker, kipas angin, hingga sepeda, dulu yang dijadikan hadiah untuk  panjat pinang adalah kebutuhan pokok seperti beras, roti, hingga pakaian. Hal itu dilakukan karena orang Indonesia saat itu dalam kondisi serba kekurangan akibat penjajahan, sehingga orang pun berlomba-lomba mengikuti panjat pinang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Karena itulah banyak yang menganggap lomba ini sebagai sejarah kelam untuk Bangsa Indonesia, dan tak jarang pula perlombaan ini ditiadakan bahkan dilarang. Seperti yang terjadi di salah satu daerah di Aceh saat peringatan HUT ke-74 RI pada tahun 2019, di mana Pemkot Kota Langsa menerbitkan aturan tentang larangan lomba panjat pinang.

Makna Permainan Panjat Pinang

Lebih dari sekadar seru-seruan, sebetulnya lomba panjat pinang menyimpan makna tersendiri. Berikut ini beberapa yang bisa kamu renungkan!

1. Nilai Perjuangan

Di balik kontroversi dan sejarah panjat penang, banyak pelajaran yang sebenarnya bisa kita petik. Salah satunya adalah tentang nilai-nilai perjuangan. Untuk mencapai puncak pinang tersebut, peserta harus bahu-membahu bekerja sama mulai dari menentukan formasi untuk memudahkan pemanjat, ataupun sedikit demi sedikit mengurangi pelumas yang ada di pohon agar pohon sedikit lebih kering dan tidak terlalu licin. 

Seperti itulah para pahlawan kita yang bekerja sama memikirkan langkah untuk memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah. Ibarat hadiah yang ada di atas pohon adalah kemerdekaan, maka batang pohon adalah jalan yang harus dilewati.

2. Kekompakan dan Kebersamaan

Untuk mencapai puncak pohon pinang, setiap tim harus selalu kompak dan membuang ego masing-masing. Orang yang berada paling bawah harus menahan diri diinjak-injak temannya, sementara orang yang menjadi pemanjat harus rela menjadi orang yang akan terjatuh dan terpeleset ke bawah sebelum akhirnya berhasil berada di atas. 

Selain itu, diperlukan pula kebersamaan yang erat karena mereka berada satu tim layaknya para pemimpin kerajaan-kerajaan yang rela melebur menjadi satu kesatuan Negara Indonesia.

3. Memperoleh Hasil Perjuangan

Sesuatu yang berhasil diperoleh dari kerja keras, perjuangan tanpa henti, dan pengorbanan tentunya akan sangat manis jika dirasakan. Seperti itulah ketika para peserta lomba panjat pinang berhasil mengirim pemanjat ke atas dan mulai menjatuhkan hadiah-hadiah di atas. Sama seperti para pahlawan ketika sukses memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.


Dalam mengikat hadiah  lomba panjat pinang, diperlukan tali rafia yang sangat kuat untuk menahan bobot hadiah yang tidaklah enteng dalam waktu lama. Karena itu, pastikan untuk mengikatnya menggunakan tali rafia berkualitas dari Laksana Mas Agung.

Selain harganya yang lebih ekonomis, tersedia juga berbagai warna yang menarik, termasuk tali rafia silver, yang hanya diproduksi oleh Laksana Mas Agung. Segera pesan talinya sekarang di Tokopedia atau langsung melakukan pemesanan melalui WhatsApp.