Begini Seluk-beluk Bahan dan Proses Pembuatan Tali Rafia
11 Juni 2024
Tali rafia adalah produk yang banyak dibutuhkan di Indonesia, baik untuk mengemas barang atau untuk mengikat sesuatu. Bahkan, ada juga yang memanfaatkan tali rafia ini untuk membuat kerajinan tangan. Tapi, sebenarnya, seperti apa proses pembuatan tali rafia itu sendiri? Untuk tahu proses serta bahan pembuat tali rafia selengkapnya, cek penjelasan di bawah ini, yuk!
Bahan Pembuat Tali Rafia
Bahan pembuat tali rafia sebenarnya berasal dari sampah plastik yang dikumpulkan dan dimanfaatkan kembali. Produsen tali rafia umumnya akan mengambil pasokan sampah plastik ini dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian, sampah tersebut akan melewati beberapa tahap pengolahan agar bisa benar-benar menjadi produk baru yang berfungsi.
Akan tetapi, plastik sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, misalnya PETE, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, dan bahan plastik lain seperti BPA, Polycarbonate, serta LEXAN. Tidak semua macam plastik dapat dipakai dan dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tali rafia. Itulah mengapa, pemilahan menjadi tahapan yang tak kalah penting dari proses pembuatan tali rafia. Untuk tahu proses selengkapnya, simak penjelasan berikut.
Baca Juga: Tali Rafia Adalah: Definisi, Bahan, dan Ukuran yang Tersedia di Pasaran
Proses Pembuatan Tali Rafia
Total proses pembuatan tali rafia itu terdiri dari tujuh tahapan. Buat kamu yang ingin tahu lebih lanjut soal ini, simak penjelasan berikut, ya!
1. Pemilahan dan pencucian sampah plastik
Tahapan pertama sebelum membuat sampah plastik adalah dengan memilah tipe-tipe sampah yang dapat diolah menjadi produk tali rafia. Pemilahan dilakukan di berbagai tempat, mulai dari TPS, TPA, sampai toko atau pabrik-pabrik.
Sampah yang berasal dari TPA dan TPS akan direndam dalam kolam pembersihan supaya semua kotoran yang menempel bisa terangkat dan layak untuk lanjut ke proses berikutnya. Sementara itu, sampah plastik yang diperoleh dari pabrik atau toko akan langsung menuju ke tahap selanjutnya karena biasanya sampah sudah dipilah dan dibersihkan.
2. Pemotongan sampah plastik
Setelah sampah plastik dipastikan dalam kondisi bersih, tahap selanjutnya adalah pemotongan. Sampah plastik akan masuk ke mesin pencincangan sehingga output-nya akan berupa potongan kecil-kecil. Tahapan ini sangat penting karena potongan plastik yang berukuran kecil tersebut akan mempermudah proses pembuatan biji atau pelet plastik supaya tidak mudah hancur.
3. Pencucian ulang
Tahap berikutnya adalah pencucian ulang karena sampah plastik harus benar-benar bersih sebelum dibentuk menjadi produk baru. Setelah botol plastik dicincang, otomatis permukaannya akan lebih terbuka sehingga mudah dibersihkan.
Itulah mengapa, ada proses pencucian tahap dua untuk memastikan sampah plastik bisa diolah menjadi produk baru yang berguna. Jika sampah plastik kurang bersih, kemungkinan ini akan menghambat proses pembuatan biji atau pelet plastik dan mungkin juga mengubah warna produk.
4. Pengeringan
Sampah plastik yang sudah dibersihkan akan dikeringkan agar mempermudah proses-proses berikutnya. Tahapan pengeringan ini memanfaatkan mesin sentris yang memang khusus dipakai untuk mengeringkan plastik. Jadi, produsen tali rafia tidak perlu menjemurnya di bawah terik matahari dan dengan melibatkan banyak space.
5. Pembuatan biji atau pelet plastik
Mesin pembuat biji atau pelet plastik umumnya dihubungkan dengan mesin pengering sehingga bisa langsung menyedot sampah plastik tersebut. Kemudian, sampah plastik itu akan dihancurkan dan dilelehkan dengan suhu mencapai 300 derajat.
Sampah plastik yang bisa diolah menjadi tali rafia biasanya berasal dari pelet plastik PE dan PP. Untuk pelet yang berasal dari sampah plastik HDPE, belum ada CV yang berani memprosesnya. Maka dari itu, biasanya akan langsung dijual ke pabrik atau industri lain.
6. Pewarnaan
Proses pewarnaan adalah beberapa tahapan sebelum akhir pembuatan tali rafia. Pewarnaan juga disesuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan berbagai jenis warna serta bagaimana permintaan konsumen di pasar. Semakin banyak variasi warna yang dihasilkan oleh sebuah pabrik, semakin tinggi pula peluang pabrik tersebut untuk diminati pelanggan.
7. Pembuatan tali rafia
Terakhir, ada tahap pembuatan tali rafia yang dilakukan dengan tiga tabung bersuhu 150 derajat, 200 derajat, dan 150 derajat. Dengan suhu yang berbeda dan tidak terlalu tinggi, harapannya pelet plastik bisa dibentuk menjadi lempengan yang utuh sebelum akhirnya ditarik ke bagian sumur pendingin dan dibentuk menjadi tali rafia gulungan.
Suhu sumur tersebut harus terjaga supaya hasilnya bagus dan tidak mudah patah, maka suhu air di dalamnya akan terus diperbarui. Sementara itu, ukuran gulungannya pun bisa bermacam-macam, mulai dari 0,5 kg sampai 1 kg.
Baca Juga: 4 Jenis dan Harga Tali Rafia yang Harus Kamu Ketahui
Itulah seluk-beluk bahan dan proses produksi tali rafia. Buat kamu yang lagi mencari tali rafia berkualitas dengan berbagai macam pilihan warna, Laksana Mas Agung bisa jadi jawabannya! Dapatkan info lebih lanjut tentang produk kami dengan mengikuti media sosial dan website Laksana Mas Agung.