Perayaan Tahun Baru Imlek, Memahami Makna dan Sejarahnya
10 Januari 2023
Imlek menjadi salah satu hari libur nasional di Indonesia. Ternyata, dahulu perayaan Imlek tidak semeriah sekarang. Memangnya, bagaimana sejarah perayaan Imlek di Indonesia hingga bisa terasa begitu meriah seperti saat ini? Buat kamu yang belum mengetahui sejarah dan makna Hari Raya Imlek, simak penjelasan berikut, yuk!
Apa itu perayaan Tahun Baru Imlek?
Sebentar lagi Tahun Baru Imlek akan tiba. Tepatnya, hari raya yang satu ini akan diperingati pada 22 Januari 2023. Namun, apakah kamu sudah tahu, apa yang sebenarnya dirayakan pada perayaan Imlek?
Imlek adalah perayaan tahun baru yang menganut sistem penanggalan Cina. Karena sistem penanggalannya didasarkan pada siklus bulan, maka tahun baru ini sering kali jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya.
Kemudian, ada 12 hewan yang mewakili setiap bulannya, seperti tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Nah, tahun 2023 sendiri akan disebut sebagai tahun kelinci air.
Baca Juga: 9 Tradisi yang Selalu Ada dalam Perayaan Imlek di Indonesia
Mengenal sejarah Imlek
Lalu, tahukah kamu jika Tahun Baru Imlek ini sudah dirayakan sejak masa Dinasti Shang yang berlangsung sekitar 3.500 tahun silam? Dahulu, para leluhur merayakan upacara sebagai bentuk pengorbanan untuk menghormati dewa. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, upacara perayaan Imlek ini kemudian mengalami perkembangan. Ada beberapa budaya yang pada akhirnya tak lagi dilakukan.
Di samping itu, sejarah Imlek di Indonesia diawali dengan kedatangan kaum Tionghoa ke nusantara sejak abad ke-3 SM. Dengan alasan kedatangan untuk berdagang, orang Cina kemudian secara tidak langsung juga turut menyebarkan budayanya. Akhirnya, Tahun Baru Imlek pun menjadi hari raya dan diperingati di berbagai negara yang populasi keturunan Tionghoanya cukup banyak, termasuk Indonesia dan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Mitos seputar Imlek
Ada sebagian orang yang mengira bahwa Imlek sama halnya dengan Cap Go Meh. Sebenarnya, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Pasalnya, Cap Go Meh memang masih termasuk dalam rangkaian perayaan Imlek. Tepatnya, Cap Go Meh diperingati pada hari ke-15 yang menjadi rangkaian terakhir dari Hari Raya Imlek.
Perayaan Cap Go Meh dilakukan dengan cara memasang lampion. Tujuannya antara lain untuk memperindah pemandangan. Namun, ternyata, pemasangan lampion dulunya juga menjadi salah satu cara untuk mengusir hama, lho! Pada akhirnya, lampion-lampion ini akan semakin memeriahkan perayaan Imlek.
Mitos berikutnya mengatakan bahwa Imlek adalah upacara keagamaan. Mengutip perkataan Guru Besar Studi Cina di UI, Hermina Sutami, perayaan Imlek yang dikaitkan dengan upacara keagamaan baru terjadi setelah kedatangan para filsuf. Sebab, dahulu masyarakat RRC belum menganut agama apa pun dan perayaan Imlek cenderung dilakukan untuk bersenang-senang saja.
Perjalanan perayaan Imlek di Indonesia
Perayaan Imlek di Indonesia ternyata punya cerita cukup panjang. Pada masa pemerintahan Soekarno, Imlek adalah hari raya yang boleh dirayakan dengan bebas. Orang-orang boleh menggunakan bahasa Mandarin, memeluk agama Konghucu, mengumandangkan lagu Mandarin, hingga melekatkan nama Cina.
Namun, masa pemerintahan Soeharto kembali membatasi orang-orang keturunan Tionghoa untuk mengadakan perayaan Imlek. Seluruh rangkaian upacara dan pelaksanaan adat istiadat hanya boleh dilaksanakan dalam lingkup keluarga di ruangan tertutup. Barulah masa pemerintahan Gus Dur bisa kembali membebaskan perayaan Imlek.
Baca Juga: Mengenal 11 Hidangan Wajib Imlek, Apa Saja?
5 Perayaan Imlek paling meriah di Indonesia
Setelah masa pemerintahan Gus Dur, masyarakat keturunan Tionghoa kemudian semakin bebas untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Bahkan, boleh diselenggarakan pertunjukan barongsai di tempat-tempat umum. Selain itu, ada juga perayaan Imlek lainnya di Indonesia yang dikenal cukup meriah, beberapa di antaranya:
Wishing Tree dan Kuliner Khas Cina di Jakarta;
Kirab dan Festival Kuliner di Semarang;
Kemeriahan Kelenteng Merah di Ciamis;
2.000 Lampion di Palembang;
Aksi Sembahyang Bersama di Klenteng Po Hwa Kong, Lombok.
Karena perayaan Imlek sudah semakin dekat, kamu bisa mulai menghias rumah dengan berbagai ornamen berwarna merah, lho! Gunakan saja tali rafia sebagai bahan utama untuk membuat ornamen-ornamen tersebut. Dapatkan tali rafia berkualitas dengan membelinya di Laksana Mas Agung, ya! Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili!